Ganggawa di Malam Hari

Orang bilang sangat pekat ini malam Ujung jari tak tampak mereka bilang

Menjadi Seorang Murobbi

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. 21 : 107)

FOTO KKN

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

ISLAMIC CAMP

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNM

Lokasi di Jl Dg Tata Raya, Parangtambung Makassar, Sulawesi Selatan

Tuesday 6 November 2012

NDA TAU KA'


Tinggal di ibu kota provinsi, kota Makassar tak terasa sudah 4 tahun lebih. Hidup dan menjadi bagian dalam menjalani lakon di  kota ini dalam waktu yang tidak bisa dibilang singkat ini, sedikit banyak telah memberi gambaran bagaimana kehidupan kota  ini. Bagaimana cuacanya, jalan-jalannya, bangunan-bangunannya, dan watak penduduknya.
            Ketika saya kecil dulu, mengetahui dari buku-buku (sejak dulu hobi baca), bahwa salah satu watak orang di kota besar adalah individualis, dalam arti sangat jarang bersosialisasi dengan orang yang tinggal di sekitarnya. Sampai-sampai seseorang tidak tahu siapa tetangganya. Saya yang wong deso, menganggap hal itu terlalu aneh. Bagaimana tidak, jika Anda  ingin menanyakan seseorang (misalnya dimana rumahnya si BEDDU), dalam radius 3 bahkan 5 kilometer penduduk di situ akan kenal dengan BEDDU yang Anda maksud, meskipun dalam kampung itu ada 1000 BEDDU. Bahkan dia dengan senang hati akan memberikan informasi lebih kepada Anda, apa pekerjaannya, berapa anaknya, dan jumlah ayamnya.
            Informasi yang saya baca di buku kurang lebih 10 tahun lalu itu, akhirnya betul-betul saya alami di kota ini. Ketika akan mengajar di rumah salah satu dosen kampus saya.  Saya hanya diberikan alamat oleh teman dan ternyata alamatnya pun salah. Terpaksa saya harus  berkali-kali singgah bertanya. Dan sampailah saya di lorong dosen saya itu. Pertama saya bertanya pada seorang ibu yang sedang menjaga anaknya bermain di pinggir jalan, yang ternyata jarak rumahnya dengan rumah dosen itu hanya 7 meter.
“BU, numpang tanya, rumah Pak Abdullah yang mana ya?”
Mengkerutkan kening. “Pak Abdullah, Abdullah...Ah, coba kita tanya sama bapak itu saja...” Katanya sambil menunjuk bapak di depan rumahnya untuk mengecoh saya bahwa dia sebenarnya tidak tahu. Hehehe
Tak...tak..tak , saya berjalan menghampiri bapak itu yang sedang cuci mobil.
“Pak, rumah Pak Abdullah dimana ya?
Bengong....tiba2 datang istrinya..dia malah nanya istrinya, “ tahu Pak Abdullah?”..istrinya hanya geleng2...saya sudah bisa menangkap keluarga ini pun tak tahu. Saya langsung cabut setelah bilang terima kasih....
Saya lalu ambil motor lalu berjalan beberapa meter, ada banyak anak muda yang ternyata sedang main PS. Jarak PS itu dengan rumah yang saya cari tinggal 4 meter. Tapi serempak anak muda harapan bangsa ini menggelengkan kepala. Tak tahu nama tetangganya....
Tibalah saya di depan rumah dosen itu (tapi saya masih belum tahu)...lalu pas didepan rumahnya ada kios penjual. Disitu berkumpul bapak2 dan ibu2. Saya tanya, “ Kita Rumah Pak Abdullah ?”
Belum ada jawaban.
“Pak Abdullah, dosen di UNM”, tambahku.
“Oh, kalau dosen, yang didepan ini rumahnya. Tapi tidak tau mi siapa namanya..”
Oh my god...cape’ deh...
Saya tidak mau ambil pusing, saya langsung saja saya bunyikan bel, terserah mau salah alamat, sudah capek bertanya. Dan alhamdulillah, rumah yang saya cari akhirnya ketemu, saya temukan sendiri...

Sunday 21 October 2012

Islam dan Bugis

Suku bugis merupakan suku yang hampir atau seluruhnya beragama islam. Tidak ada suku, selain Arab, yang begitu identik dengan islam. Dalam masyarakat bugis, sangat aneh terdengar jika ada orang bugis yang agamanya bukan islam. Jika ada orang bugis yang beragama lain atau pindah agama (dan ini sangat sangat sedikit), ia akan dianggap “orang lain”. Padahal orang bugis tidak pernah menjuluki sesamanya dengan “orang lain” selain disebabkan karena dia bukan lagi islam. Jika tidak ada hubungan kekerabatan, beda kampung, beda dialek, atau perbedaan-perbedaan lainnya selama bukan perbedaan agama, maka orang bugis akan tetap menganggap itu bagian dari mereka. Pernah ada seseorang wanita bugis yang beragama islam, yang menikah dengan laki-laki kristen sehingga wanita tersebut pindah agama. Ibu wanita tersebut berujar,” semua kamu harus tanggung sendiri, kamu bodoh sekali, kamu memilih menjadi orang lain. Saya tidak bisa berbuat apa-apa”. Saya juga pernah mendengar bapak saya, mengatakan “orang lain” untuk menyebut orang yang bukan islam di beberapa daerah di sulawesi (poso, toraja). Ini menunjukkan bahwa ikatan agama (islam) dalam orang-orang bugis sangat kuat, melebihi ikatan yang lain bahkan ikatan darah (saudara).
Saya tertarik mencari informasi lebih jauh bagaimana hubungan bugis dan islam, sehingga islam begitu tertanam dan mendarah daging dalam kehidupan orang bugis. Saya search tentang suku bugis dan bagaimana sejarah masuknya islam ke sulawesi khususnya sulawesi selatan. Saya sangat tercengang (padahal kalau pakai kata “tercengang” sudah menunjukkan ”sangat”, tapi untuk menunjukkan takjub luar biasa, saya menggabungkan keduanya) membaca bagaimana islam memang adalah agama suku bugis sejak sekitar abad 17. Bahkan dalam sebuah situs misionaris kristen, saya membaca profil suku bugis yg ditulis oleh mereka dan terus terang dikatakan bahwa islam begitu mengakar kuat dalam masyarakat bugis sehingga mereka menargetkan untuk mengkristenkan orang2 bugis. Saya juga membaca sejarah masuknya islam ke sulawesi, bagaimana sebuah suku besar dapat menerima islam menjadi agamanya dan tersebar ke seluruh daerah di sulawesi. Ini tidak terlepas dari peran pedagang islam yang memperkenalkan islam. Saya berpikir, bahwa ternyata memang orang-orang islam itu tahu betul sabda Rasulullah yang mengatakan 9 dari 10 pintu rezeki lewat pintu perdagangan/bisnis, sehingga mereka rata-rata pedagang. Tapi bukan sekedar pedagang, tapi mereka punya misi besar, yaitu membawa ajaran islam yang merupakan barang dagangan termahal mereka. Saya juga kagum pada da’i yang diutus. Mengislamkan para  raja dan penguasa sehingga dengan mudah rakyatnya ikut ajaran islam. Dan kekaguman saya selanjutnya adalah kepada raja gowa yang telah masuk islam, yang memegang betul paseng (ikrar): "Barang siapa menemukan jalan yang lebih baik, hendaklah ia menyampaikan kepada orang lain dan seterusnya". Paseng ini tidak lain merupakan implemenatasi dari firman Allah, “kalian adalah umat yang terbaik yang diutus, menyuruh kepada yang ma’ruf....”dan sabda Rasulullah, Ballighuni walau ayah (sampaikanlah dariku walau satu ayat)....dan dengan semangat ini, mereka menyebarkan islam lewat kekuasaan mereka. Tentu ini merupakan bukti bagusnya pemahaman mereka tentang islam, termasuk jihad.
Berikut sejarah masuknya islam di sulawesi selatan :
Pada masa pemerintahan Tunijallo (1565-1590) telah didirikan sebuah masjid di Mangallekanna (Somba Opu), tempat para pedagang muslim bermukim. Kehadiran para pedagang Muslim tersebut membawa pengaruh terhadap penduduk setempat. Di antara mereka ada yang tertarik dengan ajaran Islam. Berawal dari sinilah kemudian ajaran Islam berkembang luas di seluruh wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa-Tallo. Masuknya Islam ke Sulawesi Selatan, menurut Ensiklopedi Islam, melalui dua tahapan. Pertama, secara tidak resmi penyebaran Islam terjadi melalui jalur perdagangan. Banyak pedagang asal Sulawesi yang berdagang ke luar pulau dan bertemu dengan para saudagar Muslim. Lewat pertemuan itu, para saudagar Sulawesi memeluk Islam. Selain itu, banyak pula pedagang Muslim dari luar Sulawesi yang berniaga di wilayah itu. Mereka berdagang sambil melakukan syiar Islam. Dari proses ini, banyak penduduk setempat yang akhirnya tertarik untuk belajar agama Islam dan akhirnya menjadi Muslim. Tahapan kedua, Islam secara resmiuuenmd uien rcaja uowa-iano paoa malam Jumat, 9 Jumadil Awal 1014 H atau bertepatan dengan 22 September 1605 M yang ditandai dengan kedatangan tiga orang datuk yang berasal dari Kota Tengah, Minangkabau.
Di antara para bangsawan yang pertama menerima Islam, menurut Lontara, adalah Mangkubumi Kerajaan Gowa yang juga menjabat sebagai Raja Tallo, bernama I Malingkaang Daeng Nyonri atau Karaeng Katangka yang kemudian mendapatkan nama Islam Sultan Abdullah Awwal al-Islam. Pada saat yang sama, Raja Gowa ke-14 Mangarangi Daeng Manrabia juga menyatakan keislamannya yang kemudian diberi nama Sultan Alauddin.
Agama kerajaan
Setelah itu, terjadi koversi ke dalam Islam secara besar-besaran yang ditandai dengan keluarnya dekrit oleh Sultan Alauddin pada 9 November 1607. Dekrit itu berbunyi "Kerajaan Gowa-Tallo menjadikan Islam sebagai agama kerajaan dan seluruh rakyat yang bernaung di bawah kerajaan harus menerima Islam sebagai agamanya".
Penerimaan Islam di wilayah Gowa yang berlangsung secara damai tersebutkemudian mulai menimbulkan masalah ketika raja Gowa menyerukan agar kerajaan-kerajaan tetangga untuk memeluk Islam. Tiga kerajaan Bugis yang tergabung dalam Aliansi Tellumpocco menolak seruan itu sehingga terjadi perang antara Kerajaan Makassar yang diwakili oleh Kerajaan Gowa-Tallo dan Kerajaan Bugis yang diwakili oleh Kerajaan Bone, Soppeng, dan Wajo.
Perang tersebut dalam Lontara Bugis diistilahkan sebagai Musu Selleng atau Perang Islam. Perang itu dilancarkan Gowa-Tallo atas dasar konvensi di kalangan raja-raja Bugis-Makassar bahwa "Barang siapa menemukan jalan yang lebih baik, hendaklah ia menyampaikan kepada orang lain dan seterusnya".
Berturut-turut menerima Islam : Kerajaan Sidenreng dan Rappang tahun 1608, Kerajaan Soppeng tahun 1609, kerajaan Wajo tahun 1610 dan kerajaan Bone tahun 1611.. Masuknya raja Bone dalam agama Islam membuat sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan memeluk agama Islam, kecuali Tana Toraja.
Raja Wajo Lasangkuru Mulajaji ketika akan menerima Islam mengajukan syarat dan disepakati oleh raja Gowa : “Tenna reddu muiwesseku, tenna timpa salewoku, tenna sesse balaori tampukku”. Artinya, tidak merampas kerajaanku, tidak mengambil harta rakyatku dan tidak mengambil barang-barang milikku.
Selanjutnya Islam menanamkan terus pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat, sehingga adat dan agama menyatu dalam sistem nilai dalam masyarakat Sulawesi Selatan. Islam telah menjadi jiwa pertahanan rakyat, sehingga daerah ini termasuk paling akhir dijamah oleh Belanda. Suatu bukti, bahwa barulah pada tahun 1905 Kerajaan Sidenreng dan Rappang di bawah Addatuang La Sadapotto menyerah setalah melalui peperangan seru yang meninggalkan banyak korban, karena rakyat tidak mau dijajah oleh orang kafir.
Adanya penganut agama Nasrani di daerah ini, karena agama itu terbawa oleh penjajah Belanda. Jumlahnya pun relative sedikit, tidak terdapat pada suku Makassar, Bugis dan Mandar sebagai suku terbesar Sulawesi Selatan.
Akhir kata, katakanlah kebenaran meskipun itu pahit....

Friday 12 October 2012

Laut dan Langit

aku laut
engkau langit
manusia mengira, kita bertemu pada cakrawala
padahal tidak begitu adanya

laut mengusap pantai dengan ombaknya
langit bercengkerama dengan awan-awannya
manusia di pantai melihat kita bersama-sama
padahal kita hidup sendiri-sendiri

warnaku biru laut
warnamu biru langit
apakah manusia tahu, biruku sebenarnya adalah pantulan birumu?

adakah manusia yang benar-benar memahami kita
tak melihat dari indahnya saja

karena aku laut dan engkau langit
meskipun serasi,
mustahil duduk saling bersisi

#efek dari melaut kali ya :D

Tuesday 15 May 2012

Aku Merasa Sedih

Entahlah, malam ini rasanya aku begitu sedih, aku merasa ada sesuatu hal yang mengganjal dalam hati ini, suatu perasaan merasa bersalah dan hal itu sulit untuk di ungkapkan, entah mengapa aku merasa sedih malam ini.
Hatiku serasa galau, kacau, tak karuan dan terombang ambing dalam kegelisahan, mungkin inilah disaat aku merasakan rindu yang teramat sangat dengan kedua orang tuaku. Perasaan ini membuat aku menangis, merasa sedih dan serasa kehilangan.

Aku merindukan mereka yang berada di kampung sana, sedang aku saat ini berada di perantauan, mencari ilmu dan menimba kesuksesan di negeri orang. Malam ini, rintik hujan menemaniku dengan begitu setianya, seolah dia mengerti akan perasaanku saat ini, gelisah.

Ibu, Ayah, aku merindukan kalian, walaupun kadang aku selalu mengingat akan nasehat-nasehatmu, namun jujur, saat ini aku begitu merindukan kalian. Aku merindukan canda tawa, gurauan dan bahkan makian kalian yang seakan menyadarkanku akan pentingnya hidup ini. Bukan hanya untuk saat ini, tapi hidup untuk dimasa depan dan masa akan datang, akherat.

Tiba saatnya nanti, aku akan selalu ada disamping kalian, menemani hingga kalian tak merasa kehilangan lagi, aku juga merasakan ada sesuatu hal yang sulit untuk di ungkapkan.

Aku juga merindukanmu wahai kekasihku, wahai pendampingku kelak, Sutiah. Semoga rasa sedih ini hanya sementara dan berakhir untuk malam ini. Ini hanya secuil perasaan terabaikan.

Source » http://www.wakrizki.net/2012/03/aku-merasa-sedih-malam-ini.html#ixzz1uwoQqFGV

Sunday 29 April 2012

Ganggawa di Malam Hari

Orang bilang sangat pekat ini malam
Ujung jari tak tampak mereka bilang
Betapa pun jauh ujung jalan
Namun bocah-bocah itu telah menambat hati kami

Ganggawa di malam hari
Kini tak lagi sepi
Setiap malam,
Berjaket Orange datang-pergi
Langkah mereka tercatat padu
Di jalan-jalan tanpa trotoar
«kita ke mana ? », tanyamu
tentu saja menyaingi bibit muda kita

Ganggawa di malam hari
Kini tak lagi sepi
Suara mereka bagai burung dahan sahut-sahutan
Be a, Ba...Ce a, Ca...Baca...
Binar mata kepintaran
Dan senyum manis jenaka itu tak pernah hilang
Semangat para bocah yang harus berhenti sekolah
Menghapus letih yang kami rasakan

Dari Ganggawa hingga Kosstal
Dangdut mengalun sampai pagi
Diputaran roda bentor
Hujan dan terik berganti tiba
Di lembar-lembar waktu
Tercatat kisah lama dan baru
Seekor anjing hitam
Melolong sendiri di belukar
Sesat tak tahu jalan pulang
Datanglah ke Majjelling
Kau lihat rinduku masih seperti dulu....

Bahasa Cinta

Teringat beberapa tahun yang lalu.Subuh itu, saat adzan sudah berkumandang seorang ikhwa masih saja tidur. Berkali-kali telah dibangunkan tapi tetap tidak bangun-bangun juga. Saat iqomah, si ikhwah ini ternyata belum juga bangun. Akhirnya saya berinisatif untuk memercikkan air ke mukanya agar dia terbangun. Dia terbangun, dari rona mukanya menandakan dia kurang senang akan sikap saya. " Kalau membangunkan akhi, pakai bahasa cinta. Saya tidak suka kalau begini". Dan ...

Sejenak saya termenung, apa yang salah. Kalau akhi tadi tidak setuju dengan cara saya tadi, okelah , itu memang bisa dikatakan kurang sopan. Tapi saya justru merasa bahwa itulah cerminan dan aplikasi rasa cinta saya pada saudara. Kalau saya...
Yang saya pahami, tidak selamanya bahasa cinta itu disampaikan dengan kelemahlembutan. Semasa kecil, saya sering dipukul ayah sampai menangis. Tapi beliau menganggap bahwa itu adalah salah satu ungkapan bahasa cintanya kepada saya, karena beliau tidak suka pada kebandelan saya. Mistar pak guru di SMP juga pernah patah tiga karena menghantam betis saya. Tapi saya baru menyadari, apa makna dibalik semua itu.
Mungki bahasa cinta yang saya pahami berbeda dengan bahasa cinta yang dipahami oleh si akhi tadi. Ataukah hanya ibu dan Johnson’s saja yang bisa memahami bahasa cinta ?

Thursday 26 April 2012

Filsafat Idealisme dan Filsafat Realisme

A. Idealisme
Menurut paham Idealisme bahwa yang sesungguhnya nyata adalah ruh, mental atau jiwa. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkapAlam semesta ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada manusia yang punya kecerdasan dan kesadaran atas keberadaannya. Materi apapun ada karena diindra dan dipersepsikan oleh otak manusia. Waktu dan sejarah baru ada karena adanya gambaran mental hasil pemikiran manusia. Dahulu, sekarang atau nanti adalah gambaran mental manusia. Ludwig Noiré berpendapat "The only space or place of the world is the soul," and "Time must not be assumed to exist outside the soul”
Paham idealisme memandang bahwa cita-cita (yang bersifat luhur) adalah sasaran yang harus dikejar dalam tindakan manusia. Manusia menggunakan akalnya untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari baik untuk dirinya dan masyarakat. Para idealis menganggap esensi jiwa adalah kekal sedangkan jasad adalah fana. Lebih lanjut penganut idealisme transendental menganggap bahwa alam semesta atau makro kosmos ini tidak ada. Karena sesungguhnya yang ada hanyalah Allah yang menciptakannya. Diri manusia atau mikro kosmos adalah makhluk spiritual yang merupakan bagian dari substansi spiritual alam semesta
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan rohani yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata. Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia daya hidup yang kreatif (Peursen, 1978:36). Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan, arche, sifatnya kekal dan sedikit pun tidak mengalami perubahan.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia. Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru (Bakry, 1992:56). Maka apabila kita menganalisa berbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir bahwa sumber pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.
Memang para filosof ideal memulai sistematika berpikir mereka dengan pandangan yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi adalah alam pikiran (Ali, 1991:63). Sehingga, rohani dan sukma merupakan tumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam nyata tidak mutlak bagi aliran idealisme. Namun pada porsinya, para filosof idealisme mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang sebenarnya adalah idea. Idea ini digali dari bentuk-bentuk di luar benda yang nyata sehingga yang kelihatan apa di balik nyata dan usaha-usaha yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam raya. Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain karena pada prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-ihwal yang sangat pelik yang kadang-kadang tidak mungkin dapat atau diubah oleh materi, Sebagaimana Phidom mengetengahkan, dua prinsip pengenalan dengan memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan di sini adalah jiwa atau sukma. Dengan demikian, dunia pun terbagi dua yaitu dunia nyata dengan dunia tidak nyata, dunia kelihatan (boraton genos) dan dunia yang tidak kelihatan (cosmos neotos). Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran filsafat idealisme (Van der Viej, 2988:19).
Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana pengenalan terhadap idea bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan alam nyata belum tentu bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya sukar membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya dengan Plato. Ini disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak membahas tentang hakikat sesuatu daripada menampilkannya dan mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena itu dapat kita katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa akhir. Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah filsafat tetap memberikan tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan buah pikirannya yang pokok dan utama.
Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang kelima, pandangannya tentang ilmu pengetahuan
Idealisme dalam pendidikan
Aliran filsafat idealisme terbukti cukup banyak memperhatikan masalah-masalah pendidikan, sehingga cukup berpengaruh terhadap pemikiran dan praktik pendidikan. William T. Harris adalah tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Bahkan, jumlah tokoh filosof Amerika kontemporer tidak sebanyak seperti tokoh-tokoh idealisme yang seangkatan dengan Herman Harrell Horne (1874-1946). Herman Harrell Horne adalah filosof yang mengajar filsafat beraliran idealisme lebih dari 33 tahun di Universitas New York.
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Giovanni Gentile pernah mengemukakan, “Para guru tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna.
Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat idealisme ini dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.
Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme berfungsi sebagai: (1) guru adalah personifikasi dari kenyataan si anak didik; (2) guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa; (3) Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik; (4) Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para murid; (5) Guru menjadi teman dari para muridnya; (6) Guru harus menjadi pribadi yang mampu membangkitkan gairah murid untuk belajar; (7) Guru harus bisa menjadi idola para siswa; (8) Guru harus rajib beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa menjadi teladan para siswanya; (9) Guru harus menjadi pribadi yang komunikatif; (10) Guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya; (11) Tidak hanya murid, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar; (12) Guru harus merasa bahagia jika anak muridnya berhasil; (13) Guru haruslah bersikap dmokratis dan mengembangkan demokrasi; (14) Guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya.
B    Realisme
Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah gambaran yang baik dan tepat dari kebenaran. Konsep filsafat menurut aliran realisme adalah:
1.      Metafisika-realisme; Kenyataan yang sebenarnya hanyalah  kenyataan fisik (materialisme); kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari berbagai  kenyataan (pluralisme);
2.      Humanologi-realisme; Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir;
3.      Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan  memeriksa kesesuaiannya dengan fakta;
4.      Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.
Aliran Filsafat Realisme dalam Pendidikan
Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan harus universal, seragam, dimulai sejak pendidikan yang paling rendah, dan merupakan suatu kewajiban. Pada tingkat pendidikan yang paling rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama. Pembawaan dan sifat manusia sama pada semua orang. Oleh karena itulah, metode, isi, dan proses pendidikan harus seragam. Namun, manusia tetap berbeda dalam derajatnya, di mana ia dapat mencapainya. Oleh karena itu, pada tingkatan pendidikan yang paling tinggi tidak boleh hanya ada satu jenis pendidikan, melainkan harus beraneka ragam jenis pendidikan. Inisiatif dalam pendidikan terletak pada pendidik bukan pada peserta didik. Materi atau bahan pelajaran yang baik adalah bahan pelajaran yang memberi kepuasan pada minat dan kebutuhan pada peserta didik. Namun, yang paling penting bagi pendidik adalah bagaimana memilih bahan pelajaran yang benar, bukan memberikan kepuasan terhadap minat dan kebutuhan pada peserta didik. Memberi kepuasan terhadap minat dan kebutuhan siswa hanyalah merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan, atau merupakan strategi mengajar yang bermanfaat.
Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan realisme adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan: penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial;
2.      Kurikulum: komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna berisi pentahuan umum dan pengetahuan praktis;
3.      Metode: Belajar tergantung pada pengalaman baik langsung atau tidak langsung. Metodenya harus logis dan psikologis. Metode pontiditioning (Stimulua-Respon) adalah metode pokok yang digunakan;
4.      Peran peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang handal dapat dipercaya. Dalam hal disiplin,  peraturan yang baik adalah esensial dalam belajar. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik;
5.      Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi peserta didik.
Konsep Pendidikan Realisme
Berikut ini kita akan membahasa konsep pendidikan mengenai pengertian pendidikan dan gambaran pendidikan menurut masing-masing bentuk aliran realisme.
1. Realisme Rasional
Realisme klasik berpandangan bahwa manusia sebenarnya memiliki ciri rasional. Dengan demikian manusia dapat menjangkau kebenaran umum. Eksistensi Tuhan merupakan penyebab pertama dan utama realistas alam semesta. Memperhatikan intelektual adalah penting bukan saja sebagai tujuan melainkan sebagai alat untuk memecahkan masalah. Menurut realisme klasik pengalaman manusia penting bagi pendidikan. Menurut Aristoteles, terdapat aturan moral universal yang diperoleh dengan akal dan mengikat manusia sebagai mahluk rasional. Manusia sempurna menurutnya adalah manusia sempurna yang mengambil jalan tengah. Konsep pendidikan pada anak bahwa anak harus diajarkan ukuran moral yang absolut dan universal karena baik dan benar adalah untuk seluruh umat manusia. Kebiasaan baik harus dipelajari karena kebaikan tidak datang dengan sendirinya
Sedangkan menurut realisme religius bahwa kenyataan itu dipandang berbentuk natural dan supernatural. Pandangan filsafat ini menitik beratkan pada hakikat kebenaran dan kebaikan. Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan diri guna mencapai kebenaran abadi. Kebenaran bukan dibuat melainkan sudah ditentukan dan belajar harus mencerminkan kebenaran itu. Menurut Cornerius pendidikan harus universal, seragam dan merupakan suatu kewajiban dimulai dengan pendidikan yang lebih rendah.
2. Realisme Natural
Menurut realisme natural pengetahuan yang diakui adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman empiris dengan jalan observasi atau pengamatan indera. Para pengikut realisme natural mengikuti teori pengatahuan empirisme yang mengatakan pengalaman merupakan faktor fundamental dalam pengetahuan dan merupakan sumber pengetahuan manusia.
Pendidikan berkaitan dengan dunia di sini dan sekarang. Dunia diatur oleh hukum alam. Pendidikan menurut aliran realisme natural haruslah ilimiah dan yang menjadi objeknya adalah kenyataan dalam alam.


3. Realisme kritis.
Menurut pandangan Breed filsafat pendidikan hendaknya harmoni dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pendidikan sebagai pertumbuhan harus diartikan sebagai pengarah terhadap tuntunan sosial dan individual. Menurut Imanuel Kant , pengetahuan mulai dari pengalaman namun tidak semiuanua dari pengalaman. Pikiran tanpa isi adalah kosong dan tanggapan tanpa konsepsi adalah buta.
Menurut Henderson ke semua bentuk aliran realisme pendidikan menyetujui bahwa
a.       Proses pendidikan berpusat pada tugas mengembangkan laki-laki dan wanita menjadi hebat
b.      Tugas manusia di dunia adalah memajukan keadilan dan kesejahteraan umum
c.       Tujuan akhir pendidikan adalah memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Perbandingan idealisme dengan realisme
Idealisme adalah suatu paham yang sangat memuja kesempurnaan dalam mencapai suatu tujuan hidup. Sedangkan Realisme adalah suatu paham dalam menjalani kehidupan ini dengan apa adanya sesuai kenyataan yang terjadi.
Berikut ini beberapa studi kasus mengenai idealisme vs realisme:
a.       Mengambil topik Tugas Akhir sesuai dengan Lab Keahlian dan minat adalah idealisme, sedangkan mengambil topik yang ditawarkan oleh dosen adalah realisme.
b.      Membeli textbook kuliah yang asli dengan harga mahal adalah idealisme, sedangkan membeli textbook fotokopi yang harganya jauh lebih murah dan sangat berguna adalah realisme.
c.       Setelah menyelesaikan program sarjana [baca: S1], seorang mahasiswa langsung meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya [baca: S2] adalah idealisme, sedangkan seorang mahasiswa yang telah lulus sarjana kemudian terjun ke dunia kerja, itu adalah realisme.
Seorang idealis sejati akan menganggap hidupnya selalu kekurangan, sedangkan seorang realis akan menikmati hidupnya seperti air yang mengalir.

Friday 20 April 2012

Mulia dengan Al Qur'an

Mengapa Makkah dan Madinah menjadi tempat yang paling mulia di muka bumi ini ? Karena Makkah dan Madinah adalah tempat diturunkannya Al Qur’an

Mengapa Jibril menjadi malaikat yang paling mulia diantara para malaikat ? Karena Jibril merupakan malaikat yang membawa turun Al Qur’an.

Mengapa Nabi Muhammad menjadi nabi yang paling mulia ? karena Nabi Muhammad merupakan nabi yang kepadanya diturunkan Al Qur’an

Mengapa bulan Ramadhan menjadi bulan yang paling mulia ? Karena pada Bulan Ramadhan diturunkan Al Qur’an.

Mengapa Lailatul Qadr menjadi malam yang paling mulia ? Karena pada Lailatul Qadr diturunkan Al Qur’an.

Maka untuk menjadi orang yang mulia, marilah kita senantiasa mendekatkan diri dan bergaul dengan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Thursday 19 April 2012

Ku Kubur Kau

harusnya aku tak bersedih
kita adalah ulat yang hidup pada sepucuk dahan
makan dari apa yang diberi bumi ini
bertahan dalam angin dan hujan
beranak pinak, mengulur tali keturunan

harusnya aku tak bersedih
saat kau membungkus diri dan terdiam
dalam semedimu kau berubah menjadi kepompong
sementara aku membanjirimu dengan doa
berharap kau pulih dan kembali sehat

harusnya aku tak bersedih
saat rabu pagi kau keluar dari kepompong
"lihatlah, tubuhku ringan, sayapku indah... aku terbang!"
kau semakin tinggi, mengecil dan hilang dibalik awan
semoga bahagia menemani kepakanmu menuju firdaus

harusnya aku tak begitu bersedih
pada nisan, pada semua kenangan yang terpenggal
pada kulit kepompongmu yang tertinggal
kutulis puisi dengan airmata

7 Kisah Indah

1. Satu kali, semua penduduk desa berdoa memohon hujan. Pada hari semua orang berkumpul untuk berdoa, hanya satu anak laki - laki yang membawa payung, "itulah IMAN"
2. Teladan dari seorang bayi berusia 1 (satu) tahun, ketika kamu melemparkannya ke udara, dia tertawa karena dia tahu kamu akan menangkapnya, "itulah KEPERCAYAAN"
3. Setiap malam kita tidur, kita tidak yakin bahwa kita masih hidup esok hari, tapi kita masih mempunyai rencana untuk besok, "itulah HARAPAN"
4. Saat di meja tinggal dua potong kue. Anda mengambil potongan yang lebih kecil, dan membiarkan ayah/ ibu/ suami/ istri anda mengambil potongan yang lebih besar, "itulah CINTA"
5. Saat di rumah hanya ada satu selimut yang kering. Dan anda membiarkan suami/ istri anda memakai selimut itu, "itulah PENGORBANAN"
6. Ketika suami/ istrimu tidak bisa Tidur, dan engkau berada di sampingnya, berbincang pengalaman hari ini, cerita - cerita lucu, kisah - kisah inspiratif, tertawa bersama, mengucap syukur dan berdoa, "itulah KEBERSAMAAN"
7. Ketika stok telur tinggal satu butir dan anda berdua ingin makan bersama. Lalu anda membuat omelet dari satu butir telur itu ditambah tepung, sayur dan bumbu - bumbu secukupnya,"itulah KREATIVITAS" 

Sunday 15 April 2012

Aku tak mengerti apa yang kurasa

Aku tak mengerti apa yang kurasa 
rindu yang tak pernah begitu hebatnya
aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu meski kau takkan pernah tahu
aku persembahkan hidupku untukmu 
telah ku relakan hatiku padamu

namun kau masih bisu diam seribu bahasa dan hati kecilku bicara

baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan 
kau buat remuk sluruh hatiku
semoga aku akan memahami sisi hatimu yang beku 
semoga akan datang keajaiban
hingga akhirnya kaupun mau