Ketika memasuki dunia
kampus, saat semester-semester awal, aku agak akrab dengan salah satu genk di kelasku . Genk ini adalah kumpulan beberapa
orang yang kesemuanya cewek. Nama genk ini MAFIN singkatan dari Muli, Ani,
Fitri, Irma, dan Nur. Selain aku, genk ini juga sangat akrab dengan 2 orang
cowok di kelasku, mereka seperti keluarga kecil. Dimataku, Genk ini adalah genk
yang paling kompak, kemana-mana mereka selalu sama-sama. Mereka belajar bersama,
begadang mengerjakan laporan yang seabrek sama-sama, mengerjakan soal-soal
fisika dasar yang bikin pening kepala sama-sama, belanja dan shopping bersama.
Mereka juga makan sama-sama. Kalau jeda kuliah, mereka kumpul di kost salah
satu anggota genk yang merupakan markas, karena ada yang jauh rumahnya dan
malas untuk pulang rumah. Di markas itulah, mereka sambil bergosip tentang
cowok-cowok baru yang mereka kenal, apa tugas lagi besoknya, dan tukar-tukaran
laporan.di dalam genk ini ada 2 makhluk cerdas dan perasa. Di situlah 3 anggota
gen mengandalkan ke 2 nya menyelesaikan
tugas-tugas bejibun dari dosen dan asisten yang galak-galak. Kedua orang ini
memiliki kesamaan, tapi juga memilik banyak perbedaan karakter. Dan situlah
letak keunikan genk ini. Saking kompaknya
genk ini, membuat teman2 di kelas iri melihat kekompakan mereka.
Dalam perjalanan waktu,
masing-masing anggota genk mulai tertarik pada cowok di kampus mereka, tak terkecuali. Dalam proses itu,
hampir atau semuanya akhirnya PDKT dengan pilihan mereka masing2, dan akhirnya
semua anggota genk (barangkali), tidak ada yang jomblo di semester awal itu.
Tapi waktu terus berjalan, dan masing2 anggota genk dalam proses pendewasaan,
beberapa orang dari mereka memutuskan untuk tidak pacaran dan memilih sendiri. Tentu memiliki wajah yang lumayan, kemudian
banyak laki-laki yang tertarik, tapi memilih meninggalkan itu semua, tentu
memerlukan jiwa yang besar dan ketegaran . mungkin dia memiliki cakrawala yang
jauh menembus langit, bahwa jodoh itu tak akan kemana dan yang maha kuasa telah
menetapkan takdirnya. Sebuah pengorabanan yang tidak semua orang melakukannya.
Akan tetapi perbedaan prinsip itu tak membuat genk ini kurang kekompakannya.
Mereka bisa saling memahami dan mengerti.
aku pernah berpikir,
genk ini betul sempurna. Dari foto-foto bersama mereka , terpancar keakraban
dan kehangatan. Dari kumpul-kumpul mereka, kekompakan itu begitu nyata. Aku tidak pernah membayangkan
bahwa akan suatu saat nanti genk ini akhirnya akan berakhir dan benasib tragis.
Entah semenjak semester kapan, aku lupa, perlahan tapi pasti genk ini tampak
tidak seperti dulu. MAFIN kini jadi MAIN, tanpa F. Dan terus bergulir, aku ikut
sedih, MAIN menjadi MAN. Di akhir2 semesster nama itu terus memendek tinggal
huruf awal dan akhirnya saja = MN...dan kini MAFIN betul-betul terpecah menjadi
huruf-huruf yang terpisah M, A, F, I, N. Sebuah hal yang sangat
disayangkan untuk terjadi...namun saya yakin dan mudahan-mudahan benar, walau
telah menjadi huruf-huruf yang terpisah, mereka akan selalu ingat kenangan
kebersamaan mereka, indahnya hari-hari yang mereka lalui, kekompakan yang
pernah tercipta, dan curhat-curhat antara mereka. Mungkin mereka saling
merindui, rindu sama-sama tawa terbahak-bahak kembali, rindu menangis bersama,
dan rindu saling meledek satu sama lain....aku berusaha memutar memoriku
kembali ke beberapa tahun silam, merangkai potongan-potongan sejarah ini. Dan
meskipun aku bukan bagian dari mereka, tapi merasa beruntung pernah mengenal
mereka....salam untuk kalian, dimanapun kini kalian berada...
Aku menulis postingan ini dengan memanfaatkan imajinasiku memutar memori kenanganku ke beberapa tahun lampau, memori yang tersimpan rapi dan tak terlupakan. Aku mendengarkan lagu Sindentosca, "Kepompong" sambil mengetik huruf demi hurufnya....
Dulu kita sahabat
Teman begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong
Na na na na na na na na naSemua yang berlalu
Biarkanlah berlalu
Seperti hangatnya mentari
Aku menulis postingan ini dengan memanfaatkan imajinasiku memutar memori kenanganku ke beberapa tahun lampau, memori yang tersimpan rapi dan tak terlupakan. Aku mendengarkan lagu Sindentosca, "Kepompong" sambil mengetik huruf demi hurufnya....
Dulu kita sahabat
Teman begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong
Na na na na na na na na naSemua yang berlalu
Biarkanlah berlalu
Seperti hangatnya mentari