Ganggawa di Malam Hari

Orang bilang sangat pekat ini malam Ujung jari tak tampak mereka bilang

Menjadi Seorang Murobbi

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. 21 : 107)

FOTO KKN

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

ISLAMIC CAMP

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNM

Lokasi di Jl Dg Tata Raya, Parangtambung Makassar, Sulawesi Selatan

Monday 10 April 2017

Hidup adalah Pilihan

Hidup adalah pilihan. Mulai dari kita membuka mata saat bangun tidur sampai tidur, adalah pilihan. Saat azan subuh berkumandang, kita punya pilihan, memilih tetap dalam selimut melanjutkan tidur atau memilih bangun dan melaksanakan shalat. Saat pagi hari, kita dihadapkan pada pilihan untuk sarapan atau tidak, memilih sarapan dengan nasi atau dengan roti. Ketika berangkat kerja dihadapakan pada pilihan naik kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Dan seterusnya, sampai kita hendak tidur, pun dihadapkan pada pilihan, mau sikat gigi atau tidak terlebih dahulu, misalnya. 

Pilihan pilihan dalam hidup kita tersebut tentu ada yang tidak berdampak besar pada hidup kita seperti pilihan sarapan nasi atau roti, pilihan tidur atau tidak dll. Namun terkadang kita dihadapakan pada pilihan-pilihan yang pilihan tersebut sangat menentukan hidup kita ke depannya, dalam hal ini kita harus berhati-hati dan memikirkan matang-matang sebelum menentukan pilihan, jika tidak akan berakibat krusial.Contoh pilihan yang berpengaruh besar pada kehidupan kita misalnya pilihan jurusan ketika akan kuliah, pilihan dengan wanita siapa kita akan menikah, pilihan pekerjaan, pilihan keyakinan yang kita anut, dan pilihan kebiasaan baik atau buruk dalam kehidupan kita.

Oleh karena itu, hendaklah dalam setiap aktivitas dalam keseharian kita selalu berpikir, apakah yang saya lakukan sekarang dan akan saya lakukan sudah merupakan sebuah pilihan yang tepat. Bagaimana mengukur atau menentukan pilihan kita sudah tepat atau belum? Pertama jika kita seorang muslim, maka kita kembalikan ke ajaran agama, apakah sudah sesuai dengan perintah agama atau malah dilarang agama. Jika kita dihadapkan pilihan bekerja di sebuah perusahaan dan diminta melepas hijab, maka yang mana harus kita pilih, melepas hijab dan lolos masuk sebagai karyawan atau sebaliknya menolak melepas hijab dan mencari pekerjaan yang lain? Demi kebaikan dan masa depan kita di akhirat, maka tentu kita akan memilih menolak melepas hijab yang merupakan kewajiban karena yakin rejeki sdh diatur oleh Allah selama kita mau bekerja. 

Yang ke dua, apakah pilihan tersebut membuat kita lebih baik atau malah membwa kita menjadi lebih buruk. Jika kita dihadapkan pada pilihan antara merokok atau tidak maka tentu pilihan yang tepat adalah menghindari merokok, karena pilihan merokok akan membawa kita pada buruknya kesehatan, habisnya uang, dan menganggu orang lain. Atau misalnya dihadapkan pada pilihan rajin mengerjakan tugas atau malah main game seharian, tentu sebagai orang yang berpikir masa depan akan menghindari hal hal yang tidak produktif dan memilih belajar demi masa depan. 

Banyak pilihan-pilihan sebenarnya yang kita jumpai, mau korupsi atau tidak, mau mencontek atau tidak, mau suap atau tidak, dan seterunsya. Tapi apapun pilihan itu pastikan pilihan tersebut membawa kita untuk sukses entah sukses di dunia dan sukses di akhirat.