Ganggawa di Malam Hari

Orang bilang sangat pekat ini malam Ujung jari tak tampak mereka bilang

Menjadi Seorang Murobbi

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. 21 : 107)

FOTO KKN

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

ISLAMIC CAMP

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNM

Lokasi di Jl Dg Tata Raya, Parangtambung Makassar, Sulawesi Selatan

Saturday 31 December 2011

Nasyid Rabitha

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padaMu
hidupkan dengan ma'rifatMu
matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

Wednesday 21 December 2011

Rasa Khawatir

Semua orang pasti pernah merasakan kekhawatiran. Dan pasti semua merasakan bahwa khawatir itu rasanya ngganjel, dan kurang nyaman. Was-was terhadap sesuatu hal. Itulah rasa khawatir.
Beberapa waktu yang lalu, seorang trainer memberi informasi tentang cara mengatasi rasa khawatir. Namun sebelumnya, beliau menjelaskan tentang jenis-jenis kekhawatiran. Setidaknya hanya ada 2 jenis rasa khawatir, berkenaan dengan cara mengatasinya.
Yang pertama adalah perasaan khawatir yang bisa hilang bila kita melakukan sesuatu. Yang bisa kita lakukan adalah “Lakukan sesuatu hal itu!”
Sebagai contoh, kekhawatiran terhadap keselamatan diri dan harta benda ketika kita tidur di dalam rumah, malam hari. Rasa khawatir ini akan hilang bila kita melakukan suatu hal. Apa itu? Dengan cara mengunci semua pintu yang berhubungan dengan lingkungan luar, seperti pintu pagar, pintu masuk rumah, pintu belakang, atau pintu samping. Selain itu kita juga bisa memasang alarm, misalnya. Bila hal-hal tersebut dapat menghilangkan rasa khawatir kita, maka lakukanlah!
Yang kedua adalah perasaan khawatir yang kita tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa kita lakukan adalah “Jangan khawatir!” Karena sekali lagi, tidak ada yang dapat kita lakukan.
Sebagai contoh saat bepergian dengan kendaraan bermotor misalnya. Di tengah jalan yang belum pernah kita lewati, tanpa disadari bensin motor kita habis. Sedangkan kita tidak tahu, berapa kilometer lagi bisa bertemu dengan SPBU. Dan kita punya firasat bahwa tidak lama lagi bensin akan benar-benar habis. Mau balik lagi, SPBU yang terakhir dilewati pun jauh. Dalam situasi seperti ini, kita pasti khawatir. Namun kita tidak bisa melakukan sesuatu hal untuk mengatasinya. Hal yang harus kita lakukan adalah jangan khawatir! Sekali lagi kita tidak bisa melakukan sesuatu. Bersikap tenang dan teruskan perjalanan. Karena khawatir itu tidak akan berguna. Serahkan saja pada Alloh. Sangat mungkin kan Alloh mempertemukan kita dengan SPBU tanpa kita sempat mendorong motor karena kehabisan bensin.
Contoh lain, ujian nasional misalkan. Kita sudah belajar nih, sudah mengerjakan dengan teliti dan yakin. Dan kita juga sudah menyelesaikannya. Beberapa hari sebelum pengumuman kelulusan, mau nggak mau pasti kita khawatir nih. “Lulus nggak ya?” Kekhawatiran ini adalah jenis kekhawatiran yang kedua. Kita tidak bisa melakukan sesuatu hal yang akan menghilangkan kekhawatiran ini. Kalau tak ada hal bisa kita lakukan, ya jangan khawatir! Itu saja! Serahkan semua kepada Alloh. Berdoalah! Jangan malah melakukan sesuatu yang justru tidak disukai Alloh, seperti menyuap korektor lembar jawaban misalkan. Atau dengan cara mendatangi dukun untuk “minta” jampi-jampi atau “doa” untuk kelulusan ujian.
Sahabat, rasa khawatir mau tidak mau pasti akan memforsir pikiran kita. Jangan mudah khawatir! Kalaupun kita khawatir, lakukanlah apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kekhawatiran itu! Bila tidak ada yang bisa kita lakukan, ya jangan khawatir! Karena kebanyakan, khawatir akan menyebabkan kebuntuan berpikir kita. Yang ditakutkan adalah ketika kita khawatir, kita akan berpikiran sempit yang berujung dengan perbuatan yang sempit pula. Justru hal ini akan menyebabkan kekhawatiran baru.
Semoga bermanfaat, terimakasih.

Saturday 17 December 2011

Kehilangan Laptop



Kehilangan laptop kemarin,
Memang membuat hati super nyesss…
Kehilangan laptopnya ditambah data2 yang sangat sangat precious. -di tengah deadline laporan dan tugas pula, juga file penting organisasi- plus bonus bogem mentah yang mendarat di mata kiri.
Belum lagi semua data-data kuliah, tulisan-tulisanku, de el el.
Tapi, ya sudahlah, aku-nya saja yang terlalu ceroboh.
Dan mungkin ini menjadi pengingatan Allah untukku teratas kecerobohan ataupun kelalaian lain yang aku lakukan.
Mungkin juga, Allah ingin bilang: “Nih Rustan, mudah saja bagi-Ku mengambil semuanya”.
Mungkin juga, ini menjadi jawaban atas ucapan gw ama teman yg kehilangan laptop juga sehari sebelumnya: “Sabar teman, akan ada gantinya”.
Sempat shock, sakit hati, tidak rela  sebentar. Biasa lah, manusiawi.
Tetapi, setelah itu, hujan yang turun rintik-rintik dan lantunan murottal, perlahan membuatku tenang.
“Ayolah, ini masalah kecil sekali. Tidak usah dibesar-besarkan. Lagipula, ini tandanya Allah sedang menunjukkan kuasanya”. Sambil mengingat lagi ayat Qur’an yang dahsyat itu: Al-Hadid ayat 22-23.
Saat menelpon ortu, dada ditegakkan, senyum dilebarkan. Bersiap sedia jika kena semprot. Wajar laptop yang beliau belikan susah payah dari kucuran keringatnya aku hilangkan begitu saja. Tentu akan menambah beban pikirannya. " Tidak usah kamu pikirkan, sudah takdirnya barang itu hilang. Nanti kalo ibu punya rejeki lagi, insya Allah ibu janji akan belikan". Dhuarrrr.... pengen rasanya nangis (walo aku jarang sekali menangis), nggak nyangka ibu sangat perhatian dan mengerti aku. I love U mom.
Yayaya, ini hanya masalah keciiiiil, masih banyak orang yang diuji dengan ujian yang super duper kali lebih berat. Malu kalau dengan ini saja sudah bikin sedih.
Masa iya, karena ini jadi membuat syukur terhenti, apalagi dengan segala kemudahan yang diberikan Allah setelahnya, juga dengan SMS empati dari sahabat -sahabat ku.
Aku baik2 saja. Bahkan lebih baik dibanding sebelum kehilangan laptop itu. Beneran… :D
~Semakin mencintai Allah. Dan perasaan ini cukup.
yang belum mengalami semoga tidak mengalaminya, dan inget “Kejahatan Terjadi Bukan Hanya Karena Ada Niat Pelakunya, Tapi Juga Kesempatan, WASPADALAH!! WASPADALAH!! “
(bener banget tuh! )

Note :
Terkadang, kita hanya bersiap untuk hal yang baik saja. Siap untuk punya hape baru, laptop baru, siap untuk jadi juara lomba, siap untuk mendapat IP tinggi, tapi kita melupakan bahwa ada hal ‘terburuk’ juga yang bisa saja menimpa kita. Sebenarnya bukan ‘keburukan’, tapi ujian dari Allah. Misalnya, terkadang kita lupa bahwa jika kita punya laptop atau hape baru, kita harus bersiap juga jika sewaktu-waktu kita akan kehilangan benda tersebut. Entah itu rusak atau hilang seperti saya tadi. 
Terkadang kita terlalu terbuai bahwa benda itu memang milik kita. Jarang kita berpikir bahwa semua yang kita miliki, meski itu bentuknya benda, adalah milik Allah. Yang mengatur rejeki juga hanya Allah. Yang memberi benda-benda yang kita miliki juga sebenarnya dari Allah. 
Mungkin ada yang berkata “aku yang kerja keras supaya dapet uang, bukan karena Allah” kalau Allah tidak meridhoi kita supaya kita mendapat uang, pasti kita tidak akan bisa mendapatkannya. Allah bisa saja membuat kita sakit atau ada suatu halangan hingga kita tidak bisa mendapatkan uang tersebut. Allahlah yang mengatur. Jadi kalau sewaktu-waktu Allah ingin ‘mengambil’ apa yang ia punya, itu memang hak prerogatif Allah. Bukan berarti Allah jahat atau pelit, tapi itu sebagai bentuk ujian bagi kita. Apakah kita akan tetap istiqomah dan yakin pada Allah, atau justru kita akan berpaling dariNya ?
Easy come, easy go. Mudah datang, mudah pergi pula. Jadi jangan merasa puas jika anda mendapatkan sesuatu dengan mudah. Itu artinya kemungkinan untuk kehilangan pun bisa saja mudah. Lalu, apa kita harus takut jika kita memiliki sesuatu ? tidak tentu saja. Hanya saja kita harus menyadari, bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah. Jadi, kita harus bersiap-siap jika kita kehilangan sesuatu itu. 
Bersama-sama kita belajar untuk qana’ah, merasa cukup atas apa yang Allah berikan kepada kita. Selalu bersyukur sekecil apapun nikmat yang kita dapatkan. Jika Allah mengambil sesuatu dari kita, memang sudah saatnya kita kehilangan. Sabar dan tabah. Tak ada yang abadi di dunia ini. Harta tak akan kita bawa mati. Percayalah bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar kesanggupan umatNya. 
Kadang kita lalai jika sudah memiliki harta, pangkat dan wanita. Padahal semua yang kita miliki akan kembali kepadaNya. Diri kita pun adalah milik Allah. Bersiap-siaplah untuk kembali kepadaNya pula. Bersiap-siap apa yang akan kita bawa jika Allah menjemput kita

Thursday 15 December 2011

Akhir Tahun (2)

Saya berfikir, apa memang ketika kita berada di desember, segalaya seolah harus meriah, seolah dia adalah hal yang berbeda. Padahal semua hari, semua bulan yang kita lewati pada hakikat adalah potongan-potongan usia kita. Berlalunya  satu hari disusul hari yang lain,  bulan disusul  bulan yang lain berarti semakin memangkas umur yang menjadi jatah kita. Tidak ada waktu untuk mengkhususkan kapan kita harus instrospeksi diri karena setiap saat diusia kita  adalah waktu instrospeksi diri agar menjadi semakin baik dari hari ke hari. 
Mungkin agak membingungkan tulisan saya ini, kesana kemari, tidak terstrukutr, tapi mudah-mudahan ada manfaatnya. Intinya, kita lalui hari-hari kita termasuk di akhir tahun masehi ini dengan rutinitas kita masing-masing dengan berusaha menjadi lebih baik, bukan sekedar pada waktu-waktu tertentu saja dan menganggap hanya waktu itu kita harus instrospeksi diri. So, selamat beraktivitas... Dan aku tidak akan mengucapkan selamat Tahun Baru...



Wednesday 7 December 2011

Akhir Tahun

(Tak) terasa sudah bulan Desember, bulan terakhir dalam penanggalan tahun masehi, sebuah penanggalan yang berdasarkan dari perhitungan perputaran matahari. Karena sebagian besar manusia di bumi ini menggunakan penanggalan ini, maka seperti saya, mereka akan beranggapan bahwa kita akan memasuki suatu tahun yang baru, akan ada kembang api, dan orang-orang akan bergembira.
Apa itu memang itu cara yang tepat untuk menyambut tahun yang baru ? ataukah tahun baru perlu disambut ?
Aku senang mengamati kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarku, tingkah laku orang-orang yang bergaul denganku, adat istiadat sukuku. Aku memutar memoriku mundur beberapa tahun. Aku yang umur 18 tahun berjuang keras menahan kantuk yang nian tak kompromi demi untuk melihat angka 00:00 , dan 'merayakannya' dengan makan mie instant. Itu saja. Lucu juga mengingatnya. Sehari sebelum tahun baru, Biasanya pos-pos ronda sudah dipasangi sound system dan televisi,  pemuda-pemuda dikampung pun main domino sambil memutar lagu dangdut, katanya mengisi malam tahun baru, biar seperti orang kota. Kasihan ini orang, gumamku iba.  
Lalu memoriku terus kuputar, akhirnya sampailah aku ke 2 tahun lalu. Aku mendapati teman-temanku begadang sambil membuat acara 'muhasabah' introspeksi diri. Katanya marilah kita instrospeksi diri setahun yang lewat, dan mari kita menjadi lebih baik di tahun yang baru ini. Namun pagi harinya, semuanya tertidur sampai siang (karena begadang) dan tidak ada yang shalat subuh. 
Dan yang terparah yang aku hanya dengar lewat teman,  Mengisi malam tahun baru dengan pesta seks. Banyak yang malam tahun barunya sebagai malam berubah statusnya menjadi tidak gadis, Ah salah, banyak yang malam tahun barunya sebagai malam untuk mengulangi perbuatan yang pernah merubah statusnya menjadi tidak gadis. 

Saya berfikir, apa memang ketika kita berada di desember, segalaya seolah harus .....(to be continued capekka').