Wednesday 21 December 2011

Rasa Khawatir

Semua orang pasti pernah merasakan kekhawatiran. Dan pasti semua merasakan bahwa khawatir itu rasanya ngganjel, dan kurang nyaman. Was-was terhadap sesuatu hal. Itulah rasa khawatir.
Beberapa waktu yang lalu, seorang trainer memberi informasi tentang cara mengatasi rasa khawatir. Namun sebelumnya, beliau menjelaskan tentang jenis-jenis kekhawatiran. Setidaknya hanya ada 2 jenis rasa khawatir, berkenaan dengan cara mengatasinya.
Yang pertama adalah perasaan khawatir yang bisa hilang bila kita melakukan sesuatu. Yang bisa kita lakukan adalah “Lakukan sesuatu hal itu!”
Sebagai contoh, kekhawatiran terhadap keselamatan diri dan harta benda ketika kita tidur di dalam rumah, malam hari. Rasa khawatir ini akan hilang bila kita melakukan suatu hal. Apa itu? Dengan cara mengunci semua pintu yang berhubungan dengan lingkungan luar, seperti pintu pagar, pintu masuk rumah, pintu belakang, atau pintu samping. Selain itu kita juga bisa memasang alarm, misalnya. Bila hal-hal tersebut dapat menghilangkan rasa khawatir kita, maka lakukanlah!
Yang kedua adalah perasaan khawatir yang kita tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa kita lakukan adalah “Jangan khawatir!” Karena sekali lagi, tidak ada yang dapat kita lakukan.
Sebagai contoh saat bepergian dengan kendaraan bermotor misalnya. Di tengah jalan yang belum pernah kita lewati, tanpa disadari bensin motor kita habis. Sedangkan kita tidak tahu, berapa kilometer lagi bisa bertemu dengan SPBU. Dan kita punya firasat bahwa tidak lama lagi bensin akan benar-benar habis. Mau balik lagi, SPBU yang terakhir dilewati pun jauh. Dalam situasi seperti ini, kita pasti khawatir. Namun kita tidak bisa melakukan sesuatu hal untuk mengatasinya. Hal yang harus kita lakukan adalah jangan khawatir! Sekali lagi kita tidak bisa melakukan sesuatu. Bersikap tenang dan teruskan perjalanan. Karena khawatir itu tidak akan berguna. Serahkan saja pada Alloh. Sangat mungkin kan Alloh mempertemukan kita dengan SPBU tanpa kita sempat mendorong motor karena kehabisan bensin.
Contoh lain, ujian nasional misalkan. Kita sudah belajar nih, sudah mengerjakan dengan teliti dan yakin. Dan kita juga sudah menyelesaikannya. Beberapa hari sebelum pengumuman kelulusan, mau nggak mau pasti kita khawatir nih. “Lulus nggak ya?” Kekhawatiran ini adalah jenis kekhawatiran yang kedua. Kita tidak bisa melakukan sesuatu hal yang akan menghilangkan kekhawatiran ini. Kalau tak ada hal bisa kita lakukan, ya jangan khawatir! Itu saja! Serahkan semua kepada Alloh. Berdoalah! Jangan malah melakukan sesuatu yang justru tidak disukai Alloh, seperti menyuap korektor lembar jawaban misalkan. Atau dengan cara mendatangi dukun untuk “minta” jampi-jampi atau “doa” untuk kelulusan ujian.
Sahabat, rasa khawatir mau tidak mau pasti akan memforsir pikiran kita. Jangan mudah khawatir! Kalaupun kita khawatir, lakukanlah apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kekhawatiran itu! Bila tidak ada yang bisa kita lakukan, ya jangan khawatir! Karena kebanyakan, khawatir akan menyebabkan kebuntuan berpikir kita. Yang ditakutkan adalah ketika kita khawatir, kita akan berpikiran sempit yang berujung dengan perbuatan yang sempit pula. Justru hal ini akan menyebabkan kekhawatiran baru.
Semoga bermanfaat, terimakasih.

No comments:

Post a Comment