Wednesday 7 December 2011

Akhir Tahun

(Tak) terasa sudah bulan Desember, bulan terakhir dalam penanggalan tahun masehi, sebuah penanggalan yang berdasarkan dari perhitungan perputaran matahari. Karena sebagian besar manusia di bumi ini menggunakan penanggalan ini, maka seperti saya, mereka akan beranggapan bahwa kita akan memasuki suatu tahun yang baru, akan ada kembang api, dan orang-orang akan bergembira.
Apa itu memang itu cara yang tepat untuk menyambut tahun yang baru ? ataukah tahun baru perlu disambut ?
Aku senang mengamati kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarku, tingkah laku orang-orang yang bergaul denganku, adat istiadat sukuku. Aku memutar memoriku mundur beberapa tahun. Aku yang umur 18 tahun berjuang keras menahan kantuk yang nian tak kompromi demi untuk melihat angka 00:00 , dan 'merayakannya' dengan makan mie instant. Itu saja. Lucu juga mengingatnya. Sehari sebelum tahun baru, Biasanya pos-pos ronda sudah dipasangi sound system dan televisi,  pemuda-pemuda dikampung pun main domino sambil memutar lagu dangdut, katanya mengisi malam tahun baru, biar seperti orang kota. Kasihan ini orang, gumamku iba.  
Lalu memoriku terus kuputar, akhirnya sampailah aku ke 2 tahun lalu. Aku mendapati teman-temanku begadang sambil membuat acara 'muhasabah' introspeksi diri. Katanya marilah kita instrospeksi diri setahun yang lewat, dan mari kita menjadi lebih baik di tahun yang baru ini. Namun pagi harinya, semuanya tertidur sampai siang (karena begadang) dan tidak ada yang shalat subuh. 
Dan yang terparah yang aku hanya dengar lewat teman,  Mengisi malam tahun baru dengan pesta seks. Banyak yang malam tahun barunya sebagai malam berubah statusnya menjadi tidak gadis, Ah salah, banyak yang malam tahun barunya sebagai malam untuk mengulangi perbuatan yang pernah merubah statusnya menjadi tidak gadis. 

Saya berfikir, apa memang ketika kita berada di desember, segalaya seolah harus .....(to be continued capekka').

No comments:

Post a Comment