Tuesday 1 November 2011

Kita dan Filosofi Waktu


Kita adalah dentingan jarum waktu
Ya, bukankah seseorang itu tersusun atas gugusan detik demi detik yang ia lalui . yang kelak, bakal ketahuan siapa yang bijaksana mengisinya dengan kebaikan dan ketahuan pula siapa yang begitu tolol menyia-nyiakannya.
Rasulullah dan para sahabatnya adalah orang yang paling paham makna filosofi waktu. Karenanya mereka begitu menghargainya . mereka paling tahu dan menghayati hakikat waktu yang menjadi penghujung hidup seseorang.
Waktu bagi manusai hanyalah untuk beribadah kepada sang Khalik (QS. Adz Dzariyaat:56). Di tengah-tengah kesibukannya yang luar biasa, kaki Rasulullah bengkak karena terlalu lama berdiri dalam shalatnya. Ketika ditanya beliau menjawab singkat ,” Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur ?” . sebuah pemahaman yang memberi spirit luar biasa untuk senantiasa memanfaatkan setiap desah waktu, semata-mata dihabiskan untuk beribadah kepadaNya. Bahkan untuk sebuah peristirahatan sekalipun, Rasulullah bersabda kepada Bilal,”Hiburlah kami dengan shalat”.
Itulah istirahat yang ditawarkan oleh beliau. Luar Biasa !!!
Jika nabi dan sahabatnya mengisi waktu santai dan melepas kepenatan dengan menunaikan shalat dan tadarrus, lalu bagaimana dengan ibadah yang “sesungguhnya”. Sikap mental itulah yang mereka bawa hingga memasuki Ramadhan dan mengisinya dengan kondisi puncak untuk mengukir prestasi ibadah dan mendulang pahala sebanyak mungkin. Bagaimana dengan kita ? mari berdo’a dan terus bermunajat kepada-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak pernah berhenti berusaha, untuk meng-qudwahi Rasulullah dan para sahabat hingga maut menjemput. Amin ya Allah....

1 comment: