Bagi
orang yang mengenal saya, mungkin akan berfikir apakah orang seperti aku punya
perasaan dan mengerti tentang perempuan. Orang yang selalu tampak cuek, tanpa
ekspresi, dan hampa. Orang akan
memprediksi, orang yang seperti aku pasti tidak tahu romantis, tidak menyayangi
perempuan, dan tentunya bukan sosok ideal dimata wanita. Membosankan. Itu
mungkin kata yg tepat menurut mereka.
“Apakah
dia pernah jatuh cinta? Apakah dia punya kisah cinta? ” mungkin begitu
pertanyaan orang-orang.
Oke,
akan kujawab dengan mengawali sebuah pertanyaan. “Tahukah kamu sosok Severus
Snape dalam serial Harry Potter? Atau tahukah kamu tokoh Poyan di Perahu
Kertas?”
Kalau
kamu tahu, maka anggaplah aku seperti mereka. Jika belum tahu, akan
kuceritakan*kujelaskan tepatnya*tentang mereka. Aku tidak tahu kenapa kisah
Severus dan Pohan memiliki kemiripan.
Pertama,
Severus Snape. Penyihir serial Harry Potter ini selalu tampak jahat, dingin,
tanpa ekspresi, dan tidak pernah terlihat tersenyum selama film harry potter
dibuat sampai tamat. Penyihir yang digambarkan sangat galak dan suka menghukum.
Pada awalnya semua orang membencinya: penonton, Hogwarts, bahkan oleh Harry
sendiri. Akan tetapi ternyata memiliki watak asli dan kebaikan-kebaikan yang baru
terkuak setelah dia meninggal. Siapa sangka ekspresi wajah Snape yang selalu
sama itu (dingin, hampa, kaku, dan terlihat galak), merupakan ekspresi
seseorang laki-laki yang begitu setia, penuh pengorbanan, menyimpan rasa
sakitnya, yang menyimpan semua perasaannya rapat-rapat. Setia mencintai satu orang wanita yg sama hingga akhir
hayatnya dan tidak pernah sedikitpun berpaling mencintainya meskipun wanita itu
telah menikah dengan laki-laki lain. Bahkan karena cintanya, ia rela berkorban menjaga
putra orang yang dicintainya (Harry) itu meskipun itu jelas putra orang lain
(Lily menikah dengan James). Ia memendam perasaannya rapat-rapat hingga hampir
tidak ada yang tahu bahkan oleh LilY sekalipun. Satu satunya hal yang menjadi
hiburannya adalah ketika melihat mata Harry Potter, dia selalu mengatakan “mata
kamu mirip sekali dengan mata ibumu”. Dia terhibur melihat mata harry,
seolah-olah dia melihat mata Lily, mata orang yang paling dicintainya. Ekspresi
kaku dan telihat galak itu ternyata ekspresi seseorang yang menyimpan luka yang
amat dalam. Luka karena terlalu setia mencintai seorang perempuan dan
disimpannya rapat-rapat-rapat. Sungguh terlalu kamu Snape!!
Kedua,
Poyan. Tokoh yang diceritakan dalam Novel Perahu Kertas ini berprofesi sebagai
pelukis. Poyan terkenal dengan lukisan-lukisan upacara Balinya, tapi
orang-orang terdekatnya tahu, objek itu hanya pelarian belaka. Lukisan Poyan
yang dulu jauh lebih bagus. Dulu, Poyan hanya melukis perempuan. Satu perempuan
yang sama. Entah kemana lukisan-lukisan itu sekarang. Yang jelas dia tidak
pernah melukis seperti dulu. Bahkan ia pernah berhenti menulis bertahun-tahun.
Dari semua lukisan yang dulu ia buat, hanya satu yang masih disimpannya. Dari
satu lukisan yang tersisa itulah Luhde mengenalnya. Lena. Perempuan yang begitu
dicintai poyan dan tak pernah memiliknya.
Dan
sepanjang hidupnya, Poyan berdiam dalam kesendirian dan kenangan. Cintanya pada
Lena cukup menemaninya sekali dan selamanya. Bahkan cukup bagi Poyan untuk
mencintai Keenan (anak dari Lena) seperti anaknya sendiri, meski karena
kehadiran Keenan ia harus berpisah dengan Lena. Luhde melihat Poyan dari jauh.
Dari pria itulah ia belajar tentang kekuatan hati, kekuatan mencinta.
Apakah
kamu sudah bisa menemukan kesamaan cerita Severus dan Poyan? Ya, mereka sangat
setia mencintai seorang perempuan, rasa cinta itu ada terus dan tidak pernah
mati meskipun ia tak pernah memilikinya. Mereka berdiam dalam kesendirian dan
kenangan. Kesamaan dari keduanya, mereka memilki kekuatan hati, kekuatan
mencinta yang luar biasa...
Aku
telah belajar dari Severus maupun Poyan. Aku belajar kekuatan hati, kekuatan
mencintai. Aku benar-benar kagum. Tapi aku belum benar-benar serius Snape,
Poyan. Aku belum menemukan sosok yang bisa dijadikan Lily atau Lena. Jika saat
itu telah datang, maka aku tidak ingin kecolongan seperti Snape maupun poyan. *Loh
loh..kok serius amat ya* hehehehe..
No comments:
Post a Comment