TAWURAN UNM; kamis, 11 Oktober 2012
Dua mahasiswa korban tewas akibat tawuran itu berasal dari
Universitas Negeri Makassar, Kini dua jenazah mahasiswa UNM, Rizky Munandar dan
Haryanto divisum di ruang jenazah RS Bhayangkara, Kamis (11/10/2012) malam.
Kedua Korban ditikam di RS Haji Sulsel, Jalan Daeng Tata dan sempat mendapatkan
pertolongan tim medis. Selanjutnya,
jenazah korban telah dibawa ke ruang jenazah RS Bhayangkara, Makassar untuk
menjalani visum. Saat visum dilakukan, turut hadir di dalam ruangan pihak
rektorat UNM melihat tim dokter melakukan visum. Sementara itu, para korban luka ringan yang sempat di rawat
di RS Haji Sulsel telah dipulangkan. Sedangkan enam korban luka berat terkena
panah dan tikaman senjata tajam dirujuk ke RS Bhayangkara mengingat situasi
masih mencekam.
Tampak ratusan aparat keamanan dari Brimob Polda Sulsel,
Polrestabes Makassar, Polsekta Tamalate, Polsekta Rappocini, Polsekta Mamajang
bersenjata lengkap melakukan pengamanan di RS Haji Sulsel dan RS Bhayangkara. Keluarga salah satu korban tewas,
Haryanto yang datang ke RS Bhayangkara histeris melihat Haryanto terbaring tak
bernyawa di ruang jenazah RS Bhayangkara. Ratusan rekan-rekan korban yang
berada di RS Bhanyangkara berusaha menenangkan pihak keluarga. Namun, beberapa
rekan korban marah saat wartawan mencoba mengambil gambar.
Seperti yang diberitakan
sebelumnya, tawuran mahasiwa terjadi di Universitas Negeri Makassar (UNM)
Parang Tambung. Sejumlah mahasiswa yang terlibat tawuran terkena anak panah. Belum
diketahui penyebab pasti tawuran itu, namun aparat kepolisian dari Polsekta
Tamalate yang terjun ke lokasi bentrokan berupaya menenangkan situasi.
REFLEKSI PERJUANGAN DAKWAH KAMPUS
UNM
Penulis
merupakan salah satu saksi sejarah tawuran di UNM parang tambung siang itu.
Ketika semua orang sedang asyik melihat pertemuran yang begitu seru, entah
mengapa terlntas dalam benak penulis tentang perjuangan dakwah di UNM. “apakah
segala upaya dakwah yang telah kita lakukan selama ini di UNM gagal ? “.
Dalam
kecamuk perang tersebut penulis tak dapat menahan tetesan air mata yang getarannya
merasuk hinggah ke kalbu. Bagaimana tidak, jikalau kami menganalisis hadirnrnya
SAINS sejak tahun 2007 sebagai ujung tombak dakwah yang langsung bersentuhan
dengan mahasiswa baru, dimana setiap mahasiswa baru telah terbina dengan
pembinaan Al quran lewat tangan para pengusung dakwah tersebut, ternyata belum
mampu mewarnai kehidupan kampus. Sebenarnya apa yang salah? Mengapa sejak tahun
2007 pembinaan Al quran melalui SAINS telah digalakkakn di UNM namun belum
mampu mengubah budaya tawuran di kampus ini. Padahal notabenenya, para penggiat
tawuran tersebut adalah mahasiswa yang dahulu telah terbina dalam SAINS. Bahkan
pembunuh berdarah dingin, mahasiswa seni, masih semester tiga, angkatan 2011.
Kami
berpikir, apa yang salah ? Al quran kah yang salah sehinggah tak mampu
memperbaiki manusia? Tidak mungkin! Dulu Rasulullah sallallah `alaihi wasallam memperbaiki
orang arab dengan Al quran. Lalu apa lagi
yang kurang dengan dakwah ini ? fasilitas lengkap. Laptop, printer, hampir setiap
pejuang dakwah memilikinya. Handphone sebagai sarana komunikasi juga tak satu
pun pengusung dakwah yang tak punya. Motor sebagai tunggangan perjuangan mayoritas
pengusung dakwah memilikinya. Dana beitu banyak kita dapatkan melalui para
senior ataupun dosen yang sangat simpati dengan dakwah. Bahkan dukungan penuh
birokrasi kampus terhadap dakwah ini bukan isapan jempol belaka. Penulis begitu
terharu saat bersilaturrahim degan ayahanda pembantu Rektor III UNM. Beliau
berpesan kepada kami “nak, perbaiki kaderisasinya yah. Agar kalian punya
pelanjut perjuangan memperbaiki tatanan kampus, membersihkan pikiran buruk
mahasiswa”. Beliau bahkan melanjutkan, “kalau punya program, masukkan saja
proposalnya, nanti kita anggarkan dananya”. Di UNM, segala pendukung dakwah
sudah ada, sebenarnya apa lagi yang kurang ?
Pertanyaan
tersebut terus terlintas
dalam pikiran kami hingga akhirnya Allah memberikan ilham untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Tiba-tiba saja kami menemukan jawabannya dikala berada
pada markas-markas para pejuang dakwah UNM. Dikala kami melihat dalam markas
para pejuang dakwah banyak dipenuhi dengan topik pembicaraan seputar akhwat,
perbuatan sia-sia yang menjadi kebiasaan; nonton film kartun berjama`ah, nonton
video yang di dalamnya terpampang aurat wanita berjama`ah, permaianan game
dilakukan hampir setiap hari, lebih sering mendengarkan nasyid dari pada
mendengarkan Al Quran, aktivitas begadang yang hampir tiap malam tanpa ada
urusan yang sangat penting. Sholat lail yang ditinggalkan, sholat dua rakaat
sebelum subuh jarang dilakukan, bahkan terlalu sering masbuk sholat lima waktu,
padahal para pejuang dakwah tersebut telah tinggal di dalam masjid ataupun
bedomisili di depan masjid. Dzikir pagi petang diganti denga tidur pagi petang.
Lebih sering duduk dengan laptop dari pada bersilaturrahim ke rumah mad`u, para
objek dakwah. Rasa kepemilikan terhadap hak milik orang lain telalu tinggi
sehingga menggunakan barang; sandal, dll yang dimiliki orang lain menjadi hal
yang biasa bagi para pejuang dakwah tersebut.
Melihat
kenyataan ini mengingatkan
kami dengan taushiah ust. Ihsan
zainuddin bahwa sesungguhnya
keburukan itu walaupun tampaknya kuat namun sesungguhnya akarnya lemah. Kemenangan bagi
perjuangan islam sebenarnya bukan perkara sulit. Kemengan islam telah berada di
ambang pintu, hanya saja saat ini, Allah
belum menemukan orang yang tepat untuk diberikan pertolongan itu karena
kata umar bin khattab radiallu anhu, kemenangan
bukanlah melalui kekuatan kita, namun kemenangan itu melalui pertolongan Allah.
Sebenarnya begitu mudah bagi Allah untuk menegakkan agamanya di UNM. Menjadikan setiap mahasiswa
UNM bertakwa kepada-Nya lewat berbagai program dakwah yang kita telah gencarkan.
Namun Allah belum menemukan orang di UNM yang pantas menerima pertolongan Allah
tersebut.
Ingatkah
kita, bagaimana Sholahuddin al Ayyubi
mampu membebaskan Palestina dari tangan orang orang orang kafir ? Atau kah
kisah Sultan Muhammad Al fatih
yang menaklukkan konstantinopel ? Mereka adalah contoh manusia pilihan yang
yang Allah pilih bersama pasukannya sebagai orang yang pantas menerima pertolongan
Allah. Di tangan mereka lah kemenangan
Islam dapat di raih di masanya. Mereka bersama para prajuritnya adalah orang
yang sangat dekat dengan Allah. Tak satu pun para pasukan mereka sejak lahir
hingga dewasa, yang pernah melalaikan sholat lima waktunya. Mereka tidak pernah
masbuk sholat berjam`ah. Tiada malam yang mereka lalui kecuali medirikan sholat
lail di adalamnya. Tiada pagi dan petang kecuali mereka lalui dengan dzikir.
Maka wajarlah ketika rasulullah memujinya bahwa sebaik-baik pemimpin adalah
pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya. Wajar pula bila
kemenagan islam dapat merka raih di zamannya karena Allah menilai mereka
sebagai orang-orang yang pantas mendapatkan pertolonganNya.
Maka kita harus sadar
bahwa selama para pejuang dakwah UNM belum mampu meninggalkan maksiat dan
kesia-siaanyanya, jangan berharap tawuran dapat berhenti di UNM. Semoga tawuran
ini dapat menjadi refleksi bagi kita para pejuang dakwah agar dapat bermuhashobah,
memperbaiki diri kita. Mari berkomitmen untuk merubah segala kekurangan kita
menjadi kebaikan. Mari kita mengganti topik pembicaraan seputar akhwat dan
walimah menjadi pembicaraan seputar tarbiyah dan perjuangan. Kita ganti film
yang menampakkan aurat wanita atau film kartun dengan membaca buku dan Al
qura`an. Kita ganti permaianan game dengan latihan prisai badar. Kita ganti
nasyid dengan murottal. Kita persingkat tidur dengan mendirikan tahajjud. Kita
ganti tidur pagi petang dengan dzikir pagi petang. Tidak ada yang tidak bisa bila
ada kemauan dan do`a. Umar bin khattab saja yang dulunya premannya mekah, mampu
memperbaiki diri hinggah mendapatkan kemuliaan. Tugas kita sekarang adalah bagaimana semakin memperbaiki diri hingga
Allah ridho dengan kita dan menggolongkan kita sebgai orang yang pantas
mendapatkan pertolongan-Nya. Mari memperbanyak sujud dan do`a. Kemenagan islam
itu hanya bisa di raih dengan pertolongan Allah, dan pertolongan Allah hanya akan diberikan kepada
orang yang dekat dengan-Nya, yaitu orang
yang punya ruh perjuangan dan ruh perjuangan didapatkan dalam ibadah. Wallahu
ta`ala A`lam
No comments:
Post a Comment