Thursday 13 October 2011

Asal Mula Alam Semesta


“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal,(yaitu)orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi…”(Ali Imran:190-191)
Dari sekian banyak penciptaan Allah SWT, salah satunya ialah diciptakannya alam semesta yang dimana alam semesta merupakan awal dari suatu kehidupan. Alam semesta (universe) menurut orang awam, ialah ruang dunia beserta semua isinya: gas, debu, batuan, binatang, manusia, planet, bintang, tata surya, dan benda apa saja. Secara falsafah, alam semesta berarti totalitas benda berikut proses berlangsungnya. Namun para pakar astronomi membatasi pengertian alam semesta-yang kadang-kadang mereka sebut kosmos- sebagai ruang angkasa-luar beserta semua benda langit yang dikandungnya. Alam semesta meliputi segala objek yang ada di ruang angkasa, termasuk ruang angkasa itu sendiri. Luas alam semesta tidak terkira, senantiasa berubah dan kian bertambah besar/meluas. Alam semesta adalah segala yang ada, mulai dari makhluk kecil di bumi hingga struktur terjauh dan terbesar di antariksa. Alam semesta merupakan tempat yang dinamis. Semua yang ada di dalamnya patuh kepada  daur hidup, baik manusia yang berusia 60-70 tahun, atau bintang yang berumur sampai 10 miliar tahun. Daur ini terus bersinambung.
Untuk merenungkan betapa luasnya alam semesta ini, saya berikan ilustrasi. Kita manusia sekarang  kurang lebih berada di batuan padat yang disebut bumi. Bumi hanyalah salah satu dari delapan planet yang berotasi mengitari matahari dalam tata surya. Matahari pun hanya sebuah bintang dalam galaksi Bima Sakti, sebuah galaksi yang terdiri atas miliaran bintang, tujuh ribu diantaranya pada malam yang cerah akan tampak seperti awan di langit (karena itu disebut Milky Way, jalur yang mirip air susu). Bima Sakti pun ternyata hanyalah sebuah galaksi biasa yang membentuk gugus bersama ribuan galaksi lain!!! Beberapa gugus ini kemudian membentuk adigugus lalu membentuk alam semesta. Subhanallah, sebuah ilustrasi yang membuat bulu kuduk merinding yang mengantarkan kita mengingat akan kebesaran sang pencipta semua itu, Allah subhana wa ta’ala. “apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya “( An-Nazi’at:27)
Umat manusia memiliki sifat selalu ingin tahu, termasuk mengetahui bagaimana sebenarnya asal usul alam semesta yang begitu ‘ajaib’ ini. Manusia dengan segala potensi yang dimilikinya berusaha untuk mengungkap misteri alam semesta ini mulai zaman dulu hingga sekarang. Para astronom yang mempelajari asal mula alam semesta disebut ahli kosmologi. Untuk menjawab  kapan alam semesta mulai dan apakah alam semesta akan berakhir, para pakar astronomi ini belum sependapat karena datanya belum lengkap. Untuk menyederhanakan masalahnya, dikemukakan 2 teori yang sangat berbeda yakni teori Ledakan Besar (Big Bang) dan teori Keadaan Ajeg. Namun yang lebih diterima dan berkembang adalah teori Big Bang.
1.   Teori Keadaan Ajeg. Menurut teori ini , atom-atom baru terus-menerus tercipta dalam alam semesta, sehingga tidak ada artinya menanyakan kapan alam semesta ini lahir. Atom-atom ini bergerak bersama-sama dengan cara membentuk debu. Debu ini kemudian mengkerut membentuk galaksi yang selalu bergerak ke luar ke dalam ruang yang melengkung. Meskipun galaksi ini keluar ke ruang yang tidak terjangkau oleh pengamatan, akan tercipta galaksi baru yang menggantikannya. Maka alam semesta  selalu tampak ajeg, keadaannya tampak sama miliaran tahun yang lalu, sekarang, dan miliaran tahun yang akan datang. Alam semesta tidak akan pernah berakhir.
2.   Teori Ledakan Besar (Big Bang), menyatakan alam semesta lahir dari ledakan dahsyat yang disebut big bang sekitar 13 miliar tahun yang lalu. Alam semesta terus berubah dan dapat tetap lestari hingga triliunan tahun lagi. Dalam sekejap mata, dalam waktu yang terlalu singkat untuk dihitung, alam semesta mulai tercipta. Mula-mula alam semesta merupakan kumpulan energy yang luar biasa termampat di dalam ruang yang teramat kecil. Namun dalam waktu sepersekian detik alam semesta berkembang luas. Alam semesta mengalami pemekaran secara tiba-tiba, dari ruang sekecil ujung jarum menjadi ruang yang lebih besar dari sebuah galaksi! Sejak saat itu alam semesta terus mengembang tanpa henti. “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz Dzaariyaat, 51:47). Energy yang tercipta dalam Big Bang beralih wujud menjadi pertikel-partikel atom. Dalam waktu tiga menit, suhu telah merosot dari   menjadi 1 miliar  dan terus menunjukkan gejala pendinginan. Pada waktu itu alam semesta masih terdiri 77 % hydrogen dan 23 % helium. Segala macam unsure dan senyawa lain yang kita jumpai sekarang ini adalah tercipta dari dua unsure tersebut. Ketika mencapai usia 300.000 tahun, alam semesta yang hingga saat itu masih berbentuk seperti sup kental mulai jernih dan tembus pandang. Suhunya merosot hingga 3000. Sekitar 1 miliar tahun setelah Big Bang , gravitasi menarik hydrogen dan helium menjadi pusaran awan. Pusaran bola-bola gas mulai tebentuk dan lahirlah banyak bintang dan galaksi perdana. Salah satu contoh bintang adalah matahari, yang berada di galaksi Bima Sakti.
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap … “ (Q.S.Fushilat : 11)

Galaksi Bima Sakti
                 Galaksi adalah kumpulan bintang yang besar yang terdiri atas beberapa juta sampai beberapa miliar bintang. Salah satu contoh galaksi adalah galaksi tempat kita berada yaitu Bima Sakti (Milky Way). Bima Sakti, galaksi spiral terdiri atas 200-300 miliar bintang termasuk matahari;usianya diperkirakan 10 milar tahun. Dari atas, galaksi ini tampak sebagai sebuah spiral yang berotasi di sekitar inti. Dari samping, tampak seperti cakram karena semua lengan spiralnyaterlihat dari sudut yang sama. Garis tengahnya sejauh 1000 tahun cahaya. Tata surya sendiri berjarak 300 tahun cahaya dari pusat bima sakti. Ada sejumlah galaksi selain bima sakti yang juga tampak dengan mata telanjang. Di sebelah utara ada konstelasi Andromeda, yang juga disebut Messier-31, dengan garis tengah dua kali lebih besar dari bima sakti. Dua galaksi dapat menyatu membentuk satu galaksi besar baru sehingga di masa depan jumlah galaksi akan berkurang, walaupun ukuran rata-ratanya kian besar.
Matahari
                 Sebuah tata surya terdiri dari sebuah bintang dan beberapa planet atau benda nagkasa lain yang mengelilinginya. Di dalam tata surya kita bumi adalah planet ketiga terdekat dari matahari. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, ketika alam semesta mulai tebentuk 13 miliar tahun yang lalu,dua unsure pertama yang hadir adalah hydrogen dan helium. Reaksi inti yang dialami oleh generasi bintang-bintang termuda menghasilkan banyak unsure lain, yang semuanya dimuntahkan ke antariksa atau ruang angkasa dalam wujud awan debu dan gas. Lima miliar tahun yang lalu, salah satu dari awan-awan tersebut memampat. Segulungan bola debu dan gas tercipta dari bagian tengah awan, dan terus berpusar. Gravitasi menarik rapat bola ini sedemikian rupa sehingga menjadi sangat panas. Terciptalah sebuah bintang baru yang kita  sebut matahari.
Asal Usul Bumi
                 Radiasi yang dipancarkan oleh matahari yang baru lahir menolak materi awan debu di sekitarnya. Yang tersisa kini hanyalah sebuah cakram debu yang mengitari matahari. Perlahan-lahan butir-butir debu tersebut saling bergabung dalam proses yang disebut akresi. Lambat laun,cakram debu berubah menjadi sejumlah planet, yang salah satunya adalah bumi. Massa bumi terus bertambah sehingga medan gravitasinya pun meningkat. Akibatnya, terbentuklah bola padat yang terus memampat hingga intinya mulai meleleh. Ketika pembentukan bumi hamper rampung, sebuah benda seukuran planet mars membenturnya hingga terlemparlah awan materi ke jalur orbit bumi. Selanjutnya awan debu ini memampat dan menjadi satelit bumi yang dikenal dengan nama bulan.  
                
                 Teori Ledakan Besar (Big Bang) meramalkan bahwa alam semesta akan berakhir jauh di masa depan. Dalam waktu beberapa triliun tahun, garvitasi akan melambatkan dan menghentikan laju pemekaran galaksi, hingga akhirnya berhenti pada batas ukuran tertentu. Garavitasi akan menarik galaksi-galaksi sehingga saling merapat. Alam semesta akan menyusut menuju satu titik. Ketika semua materi terkumpul kian rapat, suhu akan meninggi. Akhirnya isi alam semesta akan saling membentur dan runtuh dengan dahsyatnya kearah dalam, yaitu mengalami remukan dahsyat (big crunch). Segalanya akan musnah dan riwayat alam semesta akan tamat. Namun peristiwa ini akan segera diikuti oleh big bang baru yang mengawali sejarah alam semesta yang baru pula. Menjelang kematiannya, bintang menjadi kerdil. Ketika reaksi nuklir berhenti, bintang akan runtuh dan meledakkan diri dalam suatu ledakan Supernova. Ledakan tersebut tampak bagaikan bintang baru yang bersinar terang di langit. Bintang akan terus runtuh hingga berubah menjadi lubang hitam.
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat” (Az-Zilzal :1)
“maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata” (ad-Dukhan:10)

*referensi:Al Qur’an, Ensiklopedia, Internet

No comments:

Post a Comment