Sunday 23 October 2011

Umpama Puasa

Malam itu setelah selesai mengajar privat, ibu dari siswa yang saya ajar menyodorkan sebuah amplop. Setelah saya buka, ternyata isinya adalah uang yang jumlahnya lumayan banyak. Itu gaji pertama saya :) Timbul semacam rasa senang dan bahagia, yang membuat saya lupa bahwa selama sebulan saya harus capek mengajar 3 kali sepekan, dengan jarak tempuh yang cukup lama, kadang dengan mata mengantuk, kedinginan, dan pengorbanan yang lainnya. Rasa capek dan lelah itu hilang dan dilupakan saat jerih payah itu dibalas.

Saya berfikir, mungkin ini yang juga dirasakan oleh guru di akhir bulan, yang dirasakan oleh petani disaat panen,dan yang dirasakan oleh siswa saat mereka melihat nilai mereka. Guru yang bangun pagi-pagi pergi mengajar anak orang lain, harus berteriak di depan minimal 30 siswa dalam sehari meski tidak diperhatikan adalah hal yang menyakitkan. Belum lagi rasa capek di malam hari saat memeriksa tugas siswa yang menumpuk. Namun semua lelah dan capek seketika akan dilupakan saat mereka menerima gaji di akhir bulan. Pun dengan petani, rasa letih yang dirasakan mulai saat menanam padi, panas terik dan dinginnya hujan, pasti akan dia lupakan saat panen tiba. Wajahnya akan tersenyum sumringah, walaupun keringatnya bercucuran. Dan juga siswa yang harus belajar, menghafal, mengerjakan soal dan tugas siang dan malam akan melupakan semua itu ketika melihat hasil ujian mereka yang memuaskan.

Lalu saya menengok kehidupan orang-orang  yang menjadikan akhirat sebagai harapan tempat mereka dibalas nanti.  Kulihat mereka begitu loba untuk melakukan kebaikan. Ada yang rela menahan kantuk untuk melakukan shalat tahajjud di sepertiga malam terakhir. Ada yang berlapar-lapar dengan puasa sunnah saat semua orang di sekitarnya makan. Ada juga yang berdakwah ke tempa yang jauh, menguras waktu dan tenaga. Aku berfikir, orang ini mungkin saja kelelahan dalam beribadah, capek mengurus ummat, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran siang dan malam. Akan tetapi rasa lelah yang mereka rasakan, juga akan mereka lupakan saat hari pemberian upah di akhirat kelak, yang merupakan kebahagiaan dan kesenangan yang sesungguhnya.

Umpama orang yang berpuasa, rasa haus dan dahaga seharian yang dirasakan akan sirna seketika saat waktu berbuka telah tiba
" Telah hilang dahaga dan telah basah tenggorokan, dan pahala telah ditetapkan insya Allah"

No comments:

Post a Comment